Sejarah Desa

Desa Atu Kapur merupakan salah satu desa di Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, yang memiliki latar belakang sejarah pemekaran wilayah dari desa induk yaitu Desa Ampa Kolak. Sebelum menjadi desa mandiri, wilayah Atu Kapur hanya berupa sebuah dusun kecil yang berada di bawah pemerintahan Desa Ampa Kolak. Kebutuhan akan pemerataan pembangunan serta pertumbuhan jumlah penduduk mendorong masyarakat dan tokoh lokal untuk memperjuangkan pemekaran wilayah ini menjadi desa definitif.

Nama “Atu Kapur” diambil dari kondisi geografis desa yang hampir seluruh wilayahnya terdiri dari batuan kapur. Dalam bahasa Gayo, “Atu” berarti batu, sehingga nama ini secara langsung menggambarkan karakteristik alam wilayah tersebut. Keunikan geografis ini sekaligus menjadi identitas dan ciri khas tersendiri bagi desa yang baru berkembang tersebut.

Proses pemekaran Desa Atu Kapur tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh penting masyarakat yang gigih memperjuangkan status desa secara administratif. Dua tokoh utama yang dikenal sebagai pengusul sekaligus pendiri desa ini adalah M. Salihin Bantara dan Kartaji. Setelah terbentuknya Desa Atu Kapur secara resmi, M. Salihin Bantara kemudian menjabat sebagai sekretaris desa, sedangkan Kartaji diangkat sebagai kepala desa pertama.

Desa Atu Kapur resmi berdiri pada kisaran tahun 1994–1995, menjelang masa persiapan pemekaran Kabupaten Gayo Lues dari Kabupaten Aceh Tenggara. Pendirian desa ini menjadi bagian dari upaya penataan wilayah dan penguatan administratif dalam rangka menyambut pemekaran kabupaten yang saat itu tengah direncanakan oleh pemerintah daerah.

Sejak berdiri hingga saat ini, Desa Atu Kapur telah dipimpin oleh lima orang kepala desa, yaitu:

  1. Kartaji (kepala desa pertama)
  2. Mantia (nama panggilan)
  3. Adam
  4. Syafii
  5. Syamsul Bahri (kepala desa saat ini)

Kepemimpinan yang silih berganti ini turut berkontribusi dalam membentuk arah pembangunan desa secara berkelanjutan. Setiap kepala desa memberikan kontribusi yang berbeda-beda dalam menata infrastruktur, layanan sosial, serta pemberdayaan masyarakat. Dari awal berdirinya hingga hari ini, Desa Atu Kapur terus berproses untuk menjadi desa yang mandiri, produktif, dan religius, sejalan dengan nilai-nilai budaya lokal dan semangat gotong royong masyarakatnya.